Jumat, 08 Maret 2013

profil personel slank


BIMBIM : PALING JAGO NUNDUKIN CEWEK
Pendiam tapi keras adalah watak cowok kelahiran Jakarta 25 Desember 1966 ini. Drumer otodidak inilah arsitek dibalik sukses Slank. Tongkrongan Bimo Setiawan Sidharta tergolong khas. Gerakannya terkesan malas-malasan. Badan ceking (percaya atau tidak, banyak Slankers sekarang pada ngurusin badan, berusaha niru dia), kacamata cengdem nggak pernah lepas dari jidat. Kegemarannya sama warna-warni genjreng bukan hanya sebatas pakaian, tapi juga sampai ke handphone. Kakeknya seorang nasionalis sejati, yang selalu mencecoki Bimbim kecil dengan cerita-cerita penuh heroisme, termasuk kisah dalam pewayangan. Tapi waktu beranjak akil baliq, apa yang diceritakan sang kakek nggak pernah bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Merasa frustasi, ia segera menjadikan musik sebagai pelarian. Bimbim nggak punya hasrat lagi nerusin sekolah. Obsesinya Cuma satu, jadi seniman musik. Kehidupan yang liar dan bebas ikut membentuk kepribadiannya, termasuk akrab sama obat-obatan yang disentuhnya ketika menginjak bangku SMU Percik. Banyak yang beranggapan bahwa Bimbim adalah Slank itu sendiri. Sebab otaknya emang hampir nggak pernah berhenti mikirin perkembangan dan masa depan grup tersebut. Dia membayar mahal buat langkahnya menjadikan Jalan Poltot sebagai markas Slank sekaligus Pulau Biru. Bimbim nyaris kehilangan privacy. Seringkali, baru nongol dari kamarnya, kudu nanda tangan atau foto bareng Slankers. "Sekali dua kali asyik bisa nyenengin mereka. Lama kelamaan ya teller juga…"Dia pula yang paling puyeng waktu Pay, Bongky dan Indra ngadat. Sebab, tanggung jawabnya bukan melulu ngurusin musik dan menjaga kekompakan, tapi juga urusan dengan produsen. Terutama sejak Slank memisahkan diri dari proyek Q, bendera milik Budhi Soesatio.
Suatu ketika dia naksir tetangganya, tapi ortu si cewek menentang habis-habisan. Maklum, rocker gondrong ini dianggap pemusik dengan masa depan yang auk ah gelap. Kegusarannya dikatain macem-macem itulah yang mengilhami Memang, satu lagu keras dari album perdana Slank yang sampai sekarang masih kerap dibawakan. Ngilang dari hiruk-pikuknya Jalan Potlot merupakan kebiasaan Bimbim kalo merasa suntuk. Itu pula yang ia lakukan ketika Slank lagi dilanda kemelut. Seluruh penghuni Pulau Biru mencarinay kesana kemari. Tentu saja usaha mereka sia-sia, karena Bimbim ngumpet di sebuah hotel di Yogyakarta. Disana ia ngamuk sendirian, menghancurkan seisi kamar hotel. "Gue mengganti kerusakan lebih mahal dari biaya nginap selama dua minggu," kenangnya pahit.
Kepiawaian Bimbim selain nulis lagu adalah menaklukan cewek. Suatu ketika di Potlot muncul sejumalh slanker cewek asal manado. Seorang diantara mereka, meminjam istilah kaka, dikenal sebagai slanker misterius. Maklum pendiam banget. Joane Josephira, namanya. Diantara personel Slank,konon, Cuma Bimbimlah yang berhasil mendekati. Di slank berlaku hokum rimba, siapa paling kuat dialah yang berkuasa. Anekdot ini tentu Cuma berlaku buat urusan cewek. Nah, selian dikenal piawai nundukin cewek, Bimbim kan komandannya Slank. Lengkap sudah kekuatannya. Lihat aja gimana dia memburu Joane sampai ke Bali. Soalnya, si cewek itu bersekolah di PLBI. "Dalam setahun gue enam kali pergi ke Bali." Apa boleh buat, cewek blesteran Amerika-Manado itu akhirnya luluh juga (atau terpaksa karena kasian, nggak tau deh!). Jo resmi jadi istrinya setelah dinikahi di Sukabumi, 6 Juni 1993, sekitar dua bulan setelah perkawinan Irni-Kaka. "Memang dia yang ngomporin," kata Bimbim. Maksudnya mau nyalahin nih ?
Soal hokum rimba tadi, sekarang Bimbim pasti nggak bisa menepuk dada. Kecuali kalo mau dikemplang Jo. Apalagi Slank kedatangan tiga personel yang fresh from the oven, yaitu Ivan, Ridho dan Abdee Negara. Berani mencoba ? (Hai Klip Slank Okt.98)
KAKA : SEJAK KECIL SUDAH JADI ANAK TERBUANG

Akhadi Wira Satriaji alias Kaka adalah gambaran pas bocah yang nggak pernah merasakan kasih saying ortu. Usia 2 tahun ditinggal mati nyokap. Ia dengan ketiga sodarnya, santi, Koko dan Kiki segera terlempar dari lingkungan keluarga. Tiga nama terakhir ini dititipkan pada seorang kerabat di Surabaya (Rere, drummer Grass Rock), sedang Kaka pada keluarga Denny di bilangan Kebon Sirih. Seorang diri, bocah kelahiran Jakarta 10 Maret 1973 itu berusaha menemukan identitas. Nggak punya tempat mengadu, selalu kebingungan mencari jawaban buat hal-hal yang nggak dimengertinya. Termasuk waktu tergoda ngicipin narkotik saat kelas 6 SD. "Waktu itu nggak sempat bertanya gimana resikonya kalo ngegunain itu barang. Waktu teman-teman make, ya gue ikut-ikutan."
Ia menyesalkan tindakan sang bokap yang memisahkan dirinya dari ketiga kakaknya, hingga diantara mereka tidak terjalin kehangatan. "Gue nggak pernah akrab sama mereka, karena secara prinsip berbeda. Mungkin pengaruh lingkungan," kenangnya. Asal tau aja, Koko adalah gitaris Kidnap Katrina. Sedang Kiki termasuk personel slank angkatan pertama. Narkotik boleh merenggut masa kecilnya, tapi Kaka cilik tetap punya cita-cita keren : jadi binaragawan. Ketika SD dia juga ikut-ikutan keranjingan breakdance dan sama sekali nggak pernah berpikir jadi pemusik. Itu sebabnya, semasa tinggal di Kebon Sirih, dia suka merasa terganggu oleh kehadiran slank yang sering nebeng latihan disitu. "Kesalnya minta ampun. Abis, nggak bisa tidur siang."
Kuatir sekolahnya terganggu, Bunda menarik tu anak ke Potltot. Eh disana malah diajak ngeband sama Masto, adik Bimbim. Merasa nggak punya bakat, dia menolak tawaran itu dan mulai kabur-kaburan. Toh, dia nggak punya tempat pulang selain di Potlot. Akhirnya Kaka menyerah dan bersedia gabung sama Masto dalam grup Lovina. Belum sempat masuk studio rekaman, Masto terpaksa merelakan Kaka buat disumpalkan pada formasi Slank yang baru dititnggal pergi Well Willy. "Awalnya mas Bimbim minjem gue selama dua tahun. Tapi akhirnya kebablasan…" Lagian, minjem kok dua tahun ?
Slank membuatnya kerasan, karena persyaratan yang diajukan Bimbim nguntungin dirinya. Bimbim mengajukan syarat bahwa siapapun yang masuk slank musti berani milih : main musik atau sekolah. Kaka yang saat itu baru dikeuarin oleh gurunya gara-gara berantem terus di sekolah tentu saja seolah mendapat penampungan. "Padahal gue udah siap-siap mau ujian biologi, pake bawa-bawa tomat segala. Gue dipanggil guru, kirain mau langsung dites. Nggak taunya…." Ada satu kebiasaan Kaka yang sering bikin kesel orang. Anak itu hobi banget nyorat-nyoret dinding atau kertas kosong yang ditemukannya dimana saja. Kelak kebiasaannya ini disalurkannya di Slank. Masih ingat logo pertama slank ? Nah, idenya muncul dari dia. Wartawan atau slankers yang pernah ngobrol sama dia pati bakal ingat gimana tangan Kaka nggak pernah mau berhenti nyoretin apa saja yang bisa dicoret. Kertas kosong, surat kabar bahkan permukaan meja sekalipun.
Kalo lagi tur, giliran kamar hotel tempat rombongan Slank menginap yang jadi korban keisengannya. Terutama sprei. Bunda Iffet yang rupanya mencium bakat tersebut, bermaksud mengirimkannya ke Bali dengan harapan jadi pelukis. Si Kaka jelas ketakutan setengah mati. "Takut nggak bisa balik lagi, hehehe!" Pada saat itulah Bimbim tampil menggagalkan rencana Bunda, sambil menjamin bahwa ia sanggup ngurus sepupunya itu. Atas saran Bimibim pula, ia abis-abisan latihan vokal. Sayang, yang diterimanya justru ledekan dari kiri kanan. Dia dianggap nggak becus ngolah suaranya sendiri.
Tahun 1994 dia bertemu Irni Arianti Nasution (cewek kelahiran 1971), yang saat itu lagi ditaksir sama Dhani Manaf. Suatu hari Kaka dan Irni nonotn pertunjukan Dewa 19. Ari Lasso yang tahu ada vokalis Slank diantara penonton, segera mendaulat Kaka buat menyanyikan sebuah lagu dari Queen. Sepulang dari nonotn itulah kaka dan Irni resmi pacaran. Menikah pada 14 Mei 1996, pasangan itu kini dikaruniai Soleil Luna (2). Sekarang hidupnya boleh dibilang lengkap sudah. Popularitas, istri cantik dan tentu saja anak cucu. Kalo ada yang disesalinya, itulah hubungan yang tetap renggang dengan bokapnya. (Hai Klip Slank Okt ’98)
RIDHO : OBSESINYA BIKIN LAGU KERAS

Kalo Slank lagi manggung dan Kaka menyebut nama si ganteng, inilah dia : Mohamad ridho hafiedz, cowok kelahiran Palangkaraya 3 September 1973. Orangnya kalem, sedikit imut-imtut dan konon emang paling bikin gemes Slanker cewek alias Slanky. Sebelum bergabung dengan Slank pada September 1997, nggak banyak yang mengenal sosoknya, kecuali buat mereka yang pernah nyimak album last Few Minutes (LFM). Di inilah nugie dulu pernah bergabung. LFM sebenarnya punya potensi buat maju. Cuma system promosi yang asal-asalan membuat namanya tenggelam.
Si bontot dari tujuh bersaudara ini mewarisi darah seni dari kakeknya. Kelas 2 SMP mulai main jazz dengan spesifikasi instrumen bas. Merasa nggak enjoy, kelas 2 SMU banting setir ke gitar. Kali ini girilan musik jazz yang bikin jiwanya nggak puas. Ridho pun berpikir untuk memainkan musik rock. Pemusik rock kan rata-rata gagah, begitu pikirnya. Latihan keras pun dimulai. Hasilnya ? "Bokap ngamuk-ngamuk liat gue main gitar di kamar, padahal esoknya mau ujian. Gitar yang gue mainin mau dia banting," kata alumni SMUN 21 jakarta tahun 1991 itu.
Di Palangkaraya, fasilitas musik kurang banget. Mana mungkin menyalurkan bakat ? Ridho pun mulai terpengaruh sama cerita sukses pemusik daerah yang urban ke Jakarta. Selepas SMP hengkanglah dia kesana. Berbagai festival diikutinya. Gitar pun makin nggak bisa lepas dari kehidupannya. Coba, orang tua mana yang nggak kuatir ? Ada satu festival yang berlangsung di Jatinegara pada 1992. Bandnya berhasil masuk final. "Waktu itu gue bawain lagu-lagu Slank. Slank sendiri saat itu jadi bintang tamu," katanya mencoba mengingat masa lalu.
Lama kelamaan hati sang ortu luluh juga melihat kekerasan hati Ridho. Pada 1996 ia cabut ke Amerika. Selama setahun ia kuliah di Musician Institute – Guitar Institute of Technology. Pulang dari sana dia berhasil ngantongin sertifikat. Padahal nggak semua siswa mampu memperolehnya. Sepulang ke Jakarta, Ridho melihat kenyataan bahwa karir LFM makin nggak jelas. Lepas dari kurang tergarapnya system promosi, grup ini kurang memberinya kepuasan dalam bermusik. "Bukannya di LFM nggak ada kebebasan, tapi konsep musik grup itu emang nggak memberinya kesempatan buat geber-geberan. Dalam keadaan ngambang selepas dari LFM itulah ia bertemu dengan Bimbim. Obsesinya segera terpenuhi ketika menggarap album Matahati Reformasi yang sarat dengan kemarahan serta kritik-kritik yang menyodok khas Slank. Nggak risih ikut-ikutan ngomong reformasi ? "Justru karena sama Slank jadi nggak ada beban. Soalnya gue tahu dari dulu band ini sudah aktif omong soal reformasi. Kalo bukan dengan mereka, gue pasti nggak bakal mau ngomongin reformasi," Ridho memberi alas an.
Ada peristiwa unik menjelang gabungnya instruktur gitar ini ke Slank. Setiap mengajar, ia pantang ngidupin handphone. Alasannya mengganggu konsentrasi. Entah kenapa saat itu secara sadar handphone dia hidupin. "Nggak tau kenapa tuh, pokoknya HP sengaja gue pasang." Benar saja, pada saat itu Ridho ditelepon Lulu Ratna, manajer tur Slank, supaya dating ke jalan Potlot buat audisi. Akar blues yang kental memudahkan cowok ini beradaptasi dengan warna musik Slank. Pada awal bergabung, Ridho sadar betul perhatian orang tertuju sama dirinya dan Abdee sebagai gitar Pay, tapi kemudian bersikap masa bodoh. Kalo dipikirin terus, bisa-bisa stress . Mungkin kekhawatirannya itu cuma sekedar sindrom anak baru. Siapa tahu, perhatian itu bakal beralih pada dirinya. Itu soal waktu kok. Terbuktisekarang nggak satupun slanker yang protes dengan kehadirannya. Bahkan ya itu tadi mereka dibikin gemes sama gaya panggungnya. (Hai Klip Slank Okt ’98)
ABDEE : DIHARAPKAN JADI ANGGOTA DPR, MALAH JADI GITARIS
Dilarang main musik malah jadi pemusik, itulah Abdee Negara. Cowok kelahiran Donggala, 28 Juni 1968. Bokapnya, andi Cella Nurdin, mantan anggota DPR. Wajar kalo ia menginginkan Abdee, anak ketujuh dari delapan bersaudara, bisa ngikutin jejaknya. "Mungkin karena ortu gua melihat kakak gua yang juga main musik, sekolahnya gagal." Toh ia ngotot pengen pol-polan. Karena permintaannya untuk dibeliiin gitar nggak pernah dikabulkan, dia sempat berpikir diperlakukan diskriminatif oleh sang bokap. Beruntung hal itu nggak sampe menyurutkan niatnya untuk bermusik. Sejak SMP diam-diam Abdee sudah bergabung dengan teman-temannya yang berusia jauh lebih tua dan rata-rata sudah punya pengalaman.
Abdee pun tambah pede waktu diberi kesempatan nyanyi sekaligus main gitar di pesta ultah adiknya. Dengan dalih sumpek dikampung halaman, Abdee ngerengek untuk nerusin sekolah ke SMU 1 Palu. Padahal ia mengincar fasilitas ngeband disana yang tentu saja lebih komplit ketimbang Donggala. "Gue pingin ngerasain pegang gitar elektrik itu kayak apa." Katanya jujur. Disana, ia memang sempat bikin Interview Band bareng Hengky Supit – mantan vokalis Whizzkid. "Dulu sebenarnya gue ngebet pengen jadi vokalis, tapi kalo pas nyanyi suara gue kedengaran ancur. Ya udah milih gitar aja," dia tertawa geli.
Ketika itu sang nyokap yang sering ngasih duit kalo dia butuh buat beli senar gitar. Untung, sekolahnya nggak berantakan. Abdee bahkan pernah masuk ranking III dan lolos Sipenmaru (sekarang UMPTN). Keinginan main musik yg begitu kuat menyebabkan kuliahnya di Fakultas Ekonomi di Universitas tadukalo, Palu, Cuma dijalaninya sebulan. Tanpa gitar ditangan apalagi punya kenalan, Abdee ngabur ke Jakarta pada 1988. Sejak itu ortunya sadar niat Abdee nggak bisa dibendung dan mereka mulai mendukung.
Sayang, pertemanan Abdee dengan dunia musik telah mengantarnya ke dunia alcohol. Padahal jujur saja dia mengaku Cuma pingin meniru artis kondang. Abis dengan teler dia serasa sudah jadi pemusik beneran. Sampai suatu hari seorang teman menegurnya. "Ngapainmabuk ? Musisi top itu terkenal dulu baru mabuk, Lu terkenal aja belum udah mabuk-mabukan." Kalimat itu sangat membekas dihatinya. "Sekarang kalimat itu yang selalu saya omongkan ke murid-murid saya kalo mereka mabuk," kata instruktur gitar ini.
Sejak ikut Indra Lesmana Workshop,yg ditekuninya selama enam bulan, pergaulannya dengan musisi mulai luas. Adalah ote Abadi, gitaris kelompok Leo Kristi, yang pertama mengajaknya rekaman. "Gue punya gitar sendiri sejak jadi professional (dibayar) di musik. Sebelumnya pinjam sana-sini." Penggemar motorcross dan mincing ini sempat lepas gitar. Keterlibatannya sebagai stage manager dan music director pada rumah produksi milik penyanyi jazz Ermy Kulit, telah membuka matanya. "Ternyata musik itu bukan Cuma main gitar, tapi ada juga segi entertain dan bisnisnya," simpul suami Nita (26) dan bapak dari Andi Alanis (14 bulan). Dengan Ermy Kulit Cuma bertahan sebentar, ia segera menyambar kembali gitarnya. Dan menggelendanglah dari satu pub ke pub yang lain, bantuin banyak pemusik. Nah pergulatan itulah yang mengantarnya pada Slank. Sayang, sang bokap nggak sempat menyaksikan keberhasilannya.
"Sebelum meninggal, dia bilang pengen melihat gue manggung. Tapi keinginannya itu nggak kesampaian," Abdee menerawang masa lalu. Ia pernah salah menafsirkan Slank sebagai grup yang nggak mampu memainkan blues (kecuali Pay). "Ternyata personel Slank itu anak Blues semua." Katanya. Secara musical, Abdee Negara mungkin memberikan kontribusi yang besar terhadap Slank. Tapi kehadirannya diakui telah membuat Slank lebih seger, kalo nggak boleh ditulis manis. (Hai Klip Slank Okt. 98)
IVAN : NOMOR SATU MUSIK, NOMOR DUA PACARAN

Sejak kecil Ivanka, emang doyan musik. Kelas dua SMP udah mulai ngeband."Abis, informsi yang gue terima dari koran dan majalah, jadi anak band asyik," kata cowok kelahiran Jakarta 9 Desember 1971 itu. Tapi Ivan pantang menyerah, keinginan terjun ke dunia musik malah menggebu-gebu waktu tetangganya membeli perlatan musik, ditaro diterasnya pula. Siriklah dia. Semula dia sering kena damprat bokap kalo kepergok lagi latihan. Lama-kelamaan, bokapnya sendiri yang ngajarin main gitar. "Orang pertama yang ngajarin kenal instrumen, ya bokap gue," kata cowok yang pernah ikutan Festival Rock Sejawa Bali,1988 ini. Maklum acara ngeband waktu itu lagi ngetrend. Ivan jelas nggak mau ketinggalan.
Karena terasa keasyikan, sekolahnya di SMU 17 Agustus , Jakarta nyaris berantakan. La bayangin aja, waktu pelajaran berlangsung dia malah asyik nulis lirik lagu di bangku belakang. Kelakuan serupa juga berlanjut saat Ivan kuliah di Sekolah Tinggi Transportasi (STMT) Trisakti, akibatnya ia Cuma mampu bertahan sampai semester V. Toh dia nggak menyesal di DO dari sana. "Kalo dipikir gue malah lebih berarti setelah nekad terjun ke dunia musik. Banyak banget yang gue dapat," alasannya enteng. Sebelum nyasar ke Slank, Ivan sempat gabung sama Abdee di grup Flash. Nggak lama kemudian pindah ke House of The Rising Sun band beraliran rock & roll itu sering banget main di Poltot. Sejak itulah, Ivan akrab dengan Bimbim dan kawan-kawan. Malah tahun 1993, ia diajak rekaman untuk album pertama Imanez Anak Pantai.
Tahun 1997, Ivan ditawarin bergabung dengan Slank. Hatinya sempat bimbang karena waktu itu lagi akrab sama Bongky. Untunglah mantan pemain bass itu justru memberinya dorongan. "Gue bersyukur, banyak banget yang gue dapat begitu bergabung dengan Slank," katanya mantap. Keseharian Ivan boleh dibilang dihabiskan dengan nongkrong di Potlot. Kalo nggak latihan, nemenin Slanker, ato nyobain nulis lirik lagu. "selain itu ya pacaran," katanya semabri tertawa. Sebagai pemusik baru, otaknya sarat oleh gagasan. Bareng Slank, misalnya, dia pingin munculin musik etnik. "Lagu akan kedengaran lebih enak didengar."
Dibanding dulu, Ivan sekarang cenderung peka sama lingkungan. Dia mulai sering ikut mikirin keadaan negeri yang makin nggak karuan, padahal dulunya cuek bebek. Kok sekarang berubah ? "Mungkin karena gue dekat dengan orang-orang yang kritis dan mau berpikir." Tak jarang Ivan berdiskusi dengan Slank, juga dengan teman-teman dirumahnya. Kalo baca koran, nonton TV bukan Cuma melahap informasi musik. Hasilnya antara lain bisa disimak lewat lagu ciptaanya pada album Matahati Reformasi, yaitu Naluri Binatang. Kayaknya Ivan emang berniat terjun total di musik. Dia siap mempertaruhkans segalanya. "Gue akan merasakan kepuasan kalo gue bisa menghibur penonton. Sangat asyik tu. Orang seneng karena terhibur, apalagi sampai histeris segala. Nggak bisa ditebus dengan uang berapapun, soalnya itu merupakan kenikmatan tersendiri," paparnya bangga.
Dia juga berhasil meyakinkan ortunya bahwa keterlibatannya dimusik nggak seburuk yang mereka sangka. "Dulu gue sempat dilarang main band, karena anak band itukan identic dengan obat-obatan dan minuman keras. Padahal nggak semuanya begitu. Nah tugas berat gue yaitu nunjukin ke mereka bahwa gue nggak seperti yang mereka kira." Kini Ivan boleh dibilang sukses, meski mengaku belum berani "mempengaruhi" adik lelakinya untuk ngikutin jejak dia. "Soalnya dia udah telat, anak seusia dia kan mustinya udah jago main band." (Hai Klip slank Okt. 98)

Selasa, 26 Februari 2013

Album Studio
1. 1990 - Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy)
2. 1991 - Kampungan
3. 1993 - Piss!
4. 1995 - Generasi Biru
5. 1996 - Minoritas
6. 1996 - Lagi Sedih
7. 1997 - Tujuh
8. 1998 - Mata Hati Reformasi
9. 1999 - 999+09Double Album
10. 2001 - Virus
11. 2003 - Satu Satu
12. 2004 - Road to Peace
13. 2005 - PLUR
14. 2006 - Slankissme
15. 2007 - Slow But Sure
16. 2008 - Slank - The Big Hip
17. 2009 - Anthem For The Broken Hearted
18. 2010 - Jurus Tandur no. 18

Album Live
1. 1998 - Konser Piss 30 Kota
2. 2001 - Virus Roadshow
3. 2003 - Bajakan

Album Soundtrack
1. 2007 - Original Soundtrack "Get Married"
2. 2009 - Original Soundtrack Generasi Biru
3. 2009 - Original Soundtrack "Get Married 2"

Penghargaan
1. 1990 - Best Selling Album Rock Category BASF Awards
2. 1991 - Best Selling Album Rock Category BASF Awards
3. 1993 - Best Selling Album Rock/Alternative Category BASF Awards
4. 1994 - Best Selling ALbum (Double Platinum Album Category) BASF Awards
5. 1994 - Video Klip Terbaik (Terbunuh Sepi) Video Musik Indonesia
6. 1995 - Video Klip Terbaik (Bang Bang Tut) Video Musik Indonesia
7. 1997 - Lagu Rock Terbaik (Balikin) AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
8. 1997 - Album Rock Terbaik (Tujuh) AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
9. 1997 - Group Rock Terbaik AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
10. 1998 - Album Rock Terbaik (Matahati Reformasi) AMI
11. 1999 - Band paling kontroversial Taboid MUMU(MUda MUsika)
12. 2002 - The Best Director for Video I Miss You But I Hate You MTV Indonesia Awards
13. 2003 - Artis/Duo/Group Terbaik AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
14. 2003 - Album Rock Terbaik (Satu-Satu) AMI (Anugerah Musik Indonesia) Awards
15. 2004 - Album Pop/Rock paling Ngetop(Road to Peace) SCTV Music Awards 2005
16. 2005 - Penghargaan dari IFNGO (International of Non GOvernmental Organization)
17. 2009 - Most Fav Band/Duo MTV Indonesia Awards
18. 2010 - Album Rock Terbaik (OST Generasi Biroe) AMI
19. 2010 - Group Musik Indonesia Pertama yang Merilis Album melalui Handphone MURI

Hampir 90% lagu-lagu Slank diciptakan oleh Bimbim

about fans


Slank adalah grup cinta damai dan kenyataanya Slank berhasil merebut hati penggemar, dan Slank juga telah berhasil membangkitkan semangat dan solidaritas dari sebuah generasi untuk punya sikap. Slank juga memiliki kelompok penggemar yang fanatik dan kreatif, yang dikenal sebagai Slankers dan penggemar cewek dikenal dengan sebutan SLANKY

.Slank Fan Club
Slank Fan Club (SFC) adalah club resmi yang dibentuk oleh manajemen Slank untuk menampung para penggemar fanatik Slank. Slankers Club yang merupakan wadah para Slankers terbentuk ketika Slank melakukan Konser Piss 30 kota pada tahun 1998. Bunda Iffet, sebagai manager Slank melihat komunitas Slankers yang sudah ada harus di berdayakan. Oleh sebab itu ketika Slank konser di Malang, sekumpulan Slankers itu di pangil oleh Bunda untuk di beri pengarahan. Tercetuslah ide Bunda untuk memberikan wadah untuk Slankers yang sekarang diberi nama Slank Fans Club.


Buletin Slank

Untuk menyampaikan informasi kepada para Slanker, Slank dan manajemennya memutuskan untuk membuat sebuah newsletter yang kemudian disebut dengan nama Buletin Slank. Buletin ini berisi jadwal, kisah-kisah pendek perjalanan tur panggung slank dan sebagainya. Nama buletin sendiri dipakai sebagai simbol agar para slanker melingkari (buletin) jadwal kegiatan slank di kalender kegiatan mereka masing-masing.
Buletin Slank inilah yang kemudian berkembang menjadi Koran Slank.


Koran Slank

Koran Slank diterbitkan pertama kali pada 10 Maret 2002.










Minggu, 24 Februari 2013

indonesia kan una - slank

Reny please I need to talk to youTentang future hidup kitaAbout Mezzaluna benih cintaMampukah kita membesarkanUna di negeri ini
Reny please aku ingin tahuBiaya masuk sekolahKalo sakit dokter dan obat berapaCukupkah kita tuk merawat Una di negeri ini
Oh Reny apa kamu gak merasa takutManusia di sini mulai gak manusiawaiDan kebenaran cuma jadi barang opiniBisakah kita melindungi Una di negeri ini
Reny coba jangan slalu ikutiBeli boneka Toy Story dan makan di McDAjari main congklak atau makan di lesehanAkankah kita membuka pikirannyaDi negeri ini
Kuatkan kita Indonesiakan UnaDi negeri sendiri
Oh...oh...oh... oh...oh...oh...oh...